Dalam aktivitas ekonomi harga cenderung dinamis, terkadang dapat naik serta turun. Pergantian harga tersebut pastinya hendak mempengaruhi mekanisme permintaan serta penawaran terhadap jasa ataupun benda yang dijual.
Pada dasarnya keadaan tersebut sangat berkaitan erat dengan elastisitas harga. Sebab perihal ini langsung berhubungan dengan pembeli ataupun penjual.
Untuk penjual ataupun produsen elastisitas harga sangat berarti buat dikenal. Dengan mengetahuinya produsen dapat memastikan seberapa besar wajib merubah harga produknya yang hendak dipasarkan.
Sebab berartinya peranan elastisitas harga, berikut ini penafsiran, metode menghitung, serta aspek yang memengaruhinya.

Penafsiran Elastisitas Harga
Secara penafsiran, elastisitas harga merupakan dimensi seberapa sensitif pembeli ataupun penjual terhadap pergantian harga. Tidak hanya itu, elastisitas harga ialah sebutan dalam ekonomi mikro yang memberitahu seberapa sensitif permintaan benda terhadap pergantian harga.
Singkatnya, elastisitas harga memberitahu seberapa kokoh ikatan sesuatu produk antara harga serta mutu. Dengan kata lain, ini menggambarkan kemiringan kurva penawaran serta permintaan.
Bila elastisitas harga besar, hingga pergantian kecil dalam harga hendak berakibat besar pada jumlah yang dijual ataupun dibeli. Tetapi apabila elastisitas harga rendah, hingga pergantian harga yang signifikan bisa jadi tidak mengganti banyak volume penjualan.
Selaku contoh, harga sebotol air mineral di lapangan terbang yang jauh lebih besar di toko bahan santapan. Nah, perihal ini dipengaruhi oleh elastisitas harga di tempat kerja. Sebab penumpang dilarang bawa air mineral sendiri serta terdapatnya persaingan terbatas di lapangan terbang, sehingga pilihannya terbatas.
Bila menginginkan sebotol air mineral, hingga penumpang jauh lebih sensitif terhadap harga daripada dikala terletak di tempat makan. Dengan kata lain, permintaan penumpang buat sebotol air relatif tidak elastis. Sehingga penjual dapat menaikkan biayanya dengan stok air mineral yang masih banyak.
Tipe Elastisitas Harga
Terdapat 5 sebutan dalam ulasan elastisitas harga. Berikut pembahasan lengkapnya.
1. Elastisitas Sempurna
Elastisitas sempurna menggambarkan peningkatan harga yang sangat kecil bisa menyebabkan hilangnya 100% penjualan. Maksudnya hendak jadi nilai elastisitas harga yang mendekati tidak terhingga.
2. Elastisitas Tidak Sempurna
Pada dasarnya elastisitas tidak sempurna ialah kebalikan dari elastisitas sempurna. Peningkatan harga yang sangat besar dapat menyebabkan tidak terdapat penjualan yang lenyap sama sekali. Itu hendak menciptakan nilai elastisitas harga nol.
3. Unit Elastisitas
Unit elastisitas terjalin bila sesuatu produk mempunyai reaksi sepadan antara pergantian harga serta pergantian kuantitas, misalnya, Peningkatan harga 20% menciptakan penyusutan penjualan 20%.
4. Elastisitas Harga Sendiri( Own- price Elasticity)
Elastisitas harga sendiri terjalin dikala menghitung reaksi volume terhadap pergantian harga dari produk yang sama.
5. Elastisitas Harga Silang( Cross- price Elasticity)
Tipe elastisitas harga ini terjalin dikala terdapat perbandingan harga satu benda yang bisa mengganti penjualan benda yang lain.
Metode Menghitung Elastisitas Harga
Semacam yang sudah disebutkan tadinya, elastisitas harga butuh dikenal oleh produsen. Buat mengetahuinya juga terkategori gampang, triknya merupakan dengan menghitung mengenakan rumus yang dikutip dari halaman pluang. com ini.
% pergantian jumlah/% pergantian harga= elastisitas harga
atau
(( jumlah baru/ jumlah lama)- 1)/(( harga baru/ harga lama)- 1)= elastisitas harga
Aspek yang Mempengaruhi Elastisitas Harga
1. Elegan vs Kebutuhan
Salah satu aspek yang mempengaruhi elastisitas harga merupakan kebutuhan primer serta tersier ataupun dapat diucap pula dengan opsi hidup elegan ataupun cocok kebutuhan.
Contohnya merupakan apabila seorang memikirkan membeli kebutuhan tersier yang mereka bisa hidup tanpanya, mereka hendak cenderung lebih sensitif terhadap harga.
Umumnya suatu yang diperlukan ataupun kebutuhan primer jauh lebih susah dipotong dari anggaran belanja, semacam bila harga susu naik, hingga konsumen lebih memilah buat tidak membeli permen. Dalam perihal ini susu mempunyai permintaan yang tidak elastis.
Di sisi lain, bila harga permen naik, hingga mungkin konsumen hendak memilah tidak membelinya sebab tidak lagi cocok dengan anggaran mereka. Dalam perihal ini elastisitas harga permen besar. Sebaliknya dalam skenarionya susu jadi kebutuhan pokok serta permen ialah benda elegan.
2. Substitusi( Pengganti)
Elastisitas harga pula dipengaruhi oleh keahlian buat mengubah benda dengan produk yang lain. Contohnya toko pizza menaikkan harga makananannya, hingga seorang lebih memilah membeli santapan di tempat lain.
Contoh tersebut mengartikan kalau produk yang gampang ditukar mempunyai elastisitas harga yang besar. Sebab alibi inilah persaingan cenderung merendahkan harga. Serta, produk yang lebih kompetitif kurang mempunyai kendali atas jumlah yang bisa mereka bebankan.
3. Kejenuhan( Satiation)
Bila konsumen telah jenuh, hingga sesuatu produk cenderung lebih elastis. Secara universal, elastisitas harga turun kala konsumen bergerak ke dasar kurva permintaan.