Bisnis konstruksi memperoleh hantaman bertubi- tubi di tahun 2020, tepatnya di masa pandemi. Diawali dengan pembatasan sosial yang membuat banyak proyek jadi terhenti sampai penyusutan alokasi anggaran infrastruktur negeri. Tetapi, hambatan ini bukan jadi jurang untuk bisnis konstruksi, melainkan momentum buat bangkit lebih kokoh lagi, paling utama di tahun 2021 ataupun pasca pandemi.

Dokter. Siddik Siregar( Former Director of WIKA Beton) mangulas soal strategi diferensiasi yang dapat dicoba oleh bisnis konstruksi demi meraup omset sebanyak bisa jadi di tengah pandemi. Dokter. Siddik Siregar yang pula ialah alumni Doctor of Research in Management BINUS Business School muncul selaku pembicara dalam seri webinar“ Connecting the Dots” yang diselenggarakan oleh BINUS Business School serta BINUS Graduate Program pada hari Jumat, 19 Maret 2021. Berikut paparan sepenuhnya.
Kontrak EPC
Kontrak EPC( Engineering, Procurement, Construction) yang umumnya dilangsungkan pada proyek- proyek skala besar ataupun proyek luar biasa dapat jadi strategi diferensiasi untuk bisnis konstruksi di tengah pandemi. Tidak seluruh bisnis konstruksi sanggup sediakan jasa cocok kontrak EPC yang terbilang rumit ini. Jadi, demi meraup omset sebanyak bisa jadi, bisnis konstruksi dapat melaksanakan pengadaan jasa konstruksi yang meliputi sesi perencanaan, pengadaan benda serta jasa, dan konstruksi bangunan.
Tetapi, butuh disadari kalau kontrak EPC ini memanglah membagikan keleluasaan untuk pemilik ataupun owner proyek, namun melimpahkan seluruh resiko kepada kontraktor. Jadi, yakinkan kalau nilai kontrak EPC ini telah memikirkan seluruh upaya, waktu, modal, serta bayaran pekerja.
Telah perihal yang umum apabila kontrak EPC ini nilainya lebih besar dibandingkan kontrak proyek pada biasanya, sehingga bisnis konstruksi tidak boleh gentar mempertahankan nilai kontrak EPC supaya profit yang diterima juga setimpal.
Turnkey project
Turnkey project pada dasarnya merupakan proyek terima jadi, di mana pemilik melimpahkan seluruh kewajiban proyek kepada kontraktor serta membayar lunas sehabis proyek berakhir ataupun telah serah terima. Umumnya, turnkey project ini diusulkan apabila pemilik ataupun pengembang belum mempunyai modal yang lumayan buat mengawali proyek tersebut. Alih- alih menunggu hingga modal terkumpul 100%, dilakukanlah turnkey project.
Untuk pemilik ataupun pengembang, sangat susah buat mencari bisnis konstruksi yang bersedia menerima turnkey project, terlebih di tengah pandemi ini. Inilah celah untuk bisnis konstruksi buat dapat mengambil keuntungan. Tampaknya, terdapat banyak sekali proyek pembangunan yang menanti, tetapi terhalang oleh pengadaan modal.
Turnkey project dapat jadi solusinya, baik itu untuk pemilik ataupun untuk kontraktor. Apalagi, Siddik mengatakan gimana kontraktor dari Cina menawarkan turnkey project di mana pemilik dapat membayar lunas 2 tahun sehabis proyek berakhir dibentuk. Pastinya ini dapat jadi contoh untuk kontraktor di Indonesia.Nilai turnkey project juga umumnya lebih besar daripada proyek dengan sistem pembayaran termin, sehingga profit yang diraup juga hendak lebih besar. Tetapi, saat sebelum menerima turnkey project, amati dahulu keadaan ekonomi pemilik serta partner( supplier, sub kontraktor, dan sebagainya.)
Investasi
Siddik berkomentar kalau tahun 2020 serta 2021 yang mengakibatkan Indonesia Investment Authority ataupun Sovereign Wealth Fund( SWF) dapat dimanfaatkan buat menyelesaikan investasi- investasi industri yang tertunda. SWF jadi alternatif pembiayaan proyek- proyek besar yang pula tercantum infrastruktur skala nasional, dan berikan kepastian untuk para investor luar negara buat berinvestasi di Indonesia.
Apa hasil yang dapat didapatkan? SWF bisa jadi pemecahan pembiayaan jangka panjang serta tingkatkan saham- saham industri yang bergerak di bisnis konstruksi. Inilah sumber pendanaan baru di mana biayanya tiba dari kucuran dana investor asing, baik itu dari investasi baru ataupun bergabung ke investasi yang telah terdapat supaya tidak menaikkan utang.
Walaupun Siddik mengatakan kalau belum terdapat realisasi investasi yang terjalin per 19 Maret 2021, tercatat telah banyak investor luar negara yang bergabung serta berdiskusi langsung ke proyek yang disasar. Proyek yang diartikan meliputi pembangunan jalur tol, pelabuhan, migas, pembangkit listrik, serta lain sejenisnya.
Perluasan bisnis ke luar negeri
Terakhir, Siddik berbagi insights Mengenai perluasan bisnis konstruksi ke luar Indonesia. Di masa pandemi ini, bisnis lebih fokus buat bertahan. Tetapi, pada kesimpulannya banyak bisnis konstruksi yang mengabaikan opsi buat sediakan jasa konstruksi ke luar negara. Opsi ini memanglah riskan, paling utama apabila dicoba tanpa perencanaan matang. Hendak namun, dapat jadi pemecahan baik yang bisa terus dilanjutkan sampai ke masa pasca pandemi. Semacam gimana WIKA meraup keuntungan dari pengerjaan proyek di luar negara, semacam di Taiwan, Filipina, serta Kongo.