Ilustrasi investor pemula yang senang karena berhasil meraup untung dari investasinya di reksa dana dan obligasi pemerintah. (rana)
Berinvestasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian orang. Tidak hanya bagi mereka yang bermodal besar, tetapi juga bagi generasi milenial yang baru mulai bekerja atau masih berstatus pelajar.

Pakar manajemen Fakultas Ekonomi dan Niaga Universitas Airlangga (Unair), Wisudanto mengatakan, saat ini tidak sedikit anak muda yang berminat berinvestasi. Wisudanto memberikan lima tips berikut untuk pemula dan mahasiswa untuk memulai berinvestasi.
1. Alat investasi yang tepat
Saat ini banyak sekali bentuk dan produk investasi. Ada investasi di sektor riil seperti tanah, rumah dan apartemen. Selain itu, ada juga investasi melalui bank dan pasar modal. Investasi bank bisa dalam bentuk deposito.
Sedangkan untuk pasar modal, aset dapat berupa surat berharga. “Jika ingin berinvestasi di pasar modal, perlu tahu lebih banyak, terutama mengenai risikonya. Baik risiko dalam dimensi waktu, imbal hasil atau sumber daya,” kata Wisudanto seperti dilansir Kompas.com.
Dia mengingatkan, jika ingin berinvestasi di pasar modal, gunakan uang yang tidak akan habis dalam waktu kurang dari setahun. “Jangan pakai uang jangka pendek, seperti uang untuk bayar kuliah,” imbuhnya.
Pasalnya, investasi pasar modal tidak likuid. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa jika Anda membeli saham hari ini, harganya akan tetap sama besok.
“Perlu dicatat bahwa berinvestasi di pasar modal bersifat jangka panjang. Lebih dari setahun juga bisa menjadi nyawa perusahaan karena berinvestasi berarti kita memiliki bagian dari perusahaan,” jelasnya.
Wisudanto juga menyarankan agar praktik komersial tidak dilakukan kepada mereka yang menganut prinsip syariah. Pasalnya, menurutnya, trading adalah memperdagangkan sesuatu tanpa dasar yang jelas dan bersifat spekulatif.
“Sementara itu, transaksi terkait syariah harus memiliki dasar yang jelas, baik dari sisi pengetahuan maupun kebutuhan,” ujarnya.
2. Memahami produk investasi
Sebelum memutuskan untuk membeli alat investasi, seorang pemula juga harus memahami produk yang akan dibeli. Ia mencontohkan dengan berinvestasi di pasar modal, maka Anda harus paham sebelum membeli beberapa saham perusahaan atau emiten di pasar modal.
Misalnya mengetahui produk apa yang dijual perusahaan atau dari mana sumber pendapatan perusahaan, serta seperti apa proses bisnisnya. Juga, jika Anda ingin berinvestasi syariah di pasar modal.
Selain mengetahui sumber pendapatan perusahaan, perlu juga diketahui apakah perusahaan atau emiten tersebut terdaftar dalam Daftar Efek Syariah Otoritas Jasa Keuangan (DES OJK).
Untuk menghindari penipuan investasi, dibutuhkan banyak literasi. “Jangan terburu-buru berinvestasi, tingkatkan literasi, pahami sumber daya dan produk,” imbuhnya.
3. Verifikasi legalitas institusi
Dia mengatakan prinsip untuk pemula adalah jangan terburu-buru dalam berinvestasi. Hal penting yang harus dilakukan sebelum berinvestasi adalah memeriksa legitimasi institusi.
Pastikan lembaga tersebut memiliki izin dari otoritas terkait sebagaimana diatur dalam undang-undang. Misalnya, jika Anda ingin membeli tanah, Anda harus pergi ke notaris untuk dibantu memastikan legalitas kepemilikan tanah.
Sementara itu, jika Anda ingin berinvestasi di pasar modal, biarkan mereka menjadi ahli pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia (BEI). “Untuk mengecek keabsahan izin keagenan, pergi ke instansi yang memiliki izin untuk meminta petunjuk aspek legalitas dari lembaga penanaman modal tersebut,” kata Wisudanto.
4. Analisis jangka panjang
Wisudanto mengatakan, sebelum berinvestasi di pasar modal, terlebih dahulu menganalisis beberapa isu terkait emiten yang sahamnya akan dibeli. Ada banyak rasio yang perlu dianalisis, seperti return on investment (ROI) dan return on capital (ROE).
Sederhananya, ROE dan ROI adalah tingkat keuntungan yang bisa diperoleh dari unit rupiah yang diinvestasikan di perusahaan.
“Selain itu, yang terpenting saat membeli saham di suatu perusahaan adalah mempertimbangkan nilai masa depan,” jelasnya.
5. Pelajari dan baca lebih lanjut
Wisudanto menambahkan, hal yang paling berharga adalah waktu. Jadi, ketika Anda masih muda, investasikan waktu untuk masa depan yang lebih baik. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan membaca secara ekstensif untuk persiapan di masa mendatang.
Investasi yang cocok untuk investor pemula adalah reksa dana dan obligasi pemerintah ritel (SBN).
Untuk reksa dana, selain dikelola oleh manajer investasi yang profesional di bidangnya, nilai investasinya juga sangat terjangkau bagi investor pemula, mulai dari Rp10.000.
Sedangkan untuk SBN Ritel, selain aman karena 100% investasinya dijamin oleh Negara, juga menawarkan imbal hasil yang kompetitif dibandingkan investasi di deposito atau tabungan. Selain itu, nilai investasinya juga terjangkau mulai dari Rp. 1 juta.
Baik Reksa Dana ataupun SBN Ritel, keduanya bisa dibeli di Aplikasi Reksa Dana Pasar Bareksa yang sudah terdaftar serta diaudit oleh Otoritas Jasa Keuangan.